Jumat, 13 Juni 2008

VALENTINE DAY...

Pada masa kaisar Romawi, Claudius II lagi berkuasa, ada undang-undang yang aneh banget. Apaan tuh? Itu-itu larangan nikah buat para pemuda. Kenapa? Alasannya para pemuda sangat diperlukan untuk jadi tentara demi membela negara. Kaciyan dech…. Tapi ada seseorang yang kisahnya bandel banget, yap..seorang pastur yang namanya Valentine, yang kemudian dipenjarakan karena telah menikahkan sepasang pengantin. Ternyata penguasa itu belum cukup puas, yang akhinya menghukum mati pastur tersebut pada tanggal 14 Februari 249 M. Cerita yang mengharukan ini telah bikin hati Paus Gelasius lunglai, dan pada tahun 469 M, dia menjadikan tanggal 14 Februari sebagai hari kasih sayang atau Valentine's Day demi menghormati pengorbanan Pastur Valentine yang rela mati hanya untuk cinta. Huuuh….cengeng. Kisah ini benar-benar terjadi, bukan legenda seperti Robin Hood atau Honda astrea, bukan pula dongeng seperti Cinderela atau Cindelaras. Tetapi adalah sebuah kisah nyata yang hingga saat ini masih diperingati oleh muda-mudi metropolis. Yang kebanyakan memang nggak ngerti darimana asal-muasalnya. Minum racun tapi nggak ngerti kalo' itu memang racun. Cuman ada juga sih yang ngerti, tapi tetep minum juga, wah ini manusia apa barongsai?? Pada cerita yang lain, kisahnya pada tanggal 15 Februari adalah hari yang amat berbahagia buat penduduk Vatikan dan sekitarnya. Sabab-musababnya pas tanggal itu adalah hari pemberian ampun untuk para pemeluk agama nasrani langsung dari Romawi. Jadi sebelum tanggal itu, yaitu tanggal empat belasnya, para pemeluk agama tersebut mengadakan semacam pesta untuk besoknya. Lain lagi di negaranya David Beckham Tanggal 14 Februari dulunya memang merupakan hari yang sakral buat mojang muda. Kenapa? Ya, soalnya burung-burung pada kawin pas tanggal itu. Ngerti khan kalo' burung itu menandakan cinta kasih. Sehingga pada masanya Duke of Orleans (abad ke-14), hari itu dijadikan ajang muda-mudi saling berkirim surat dan kue, serta menyalakan lilin-lilin tanda cinta kasih. Wah gawe apapula nih?? Sehingga kemungkinan besar Valentine's Day merupakan pesta pembauran, antara pesta perayaan Pastur Valentine, pengampunan dari Romawi pada tanggal 15 Februari, dan pesta muda-mudi di Inggris (Marzdedeq, Parasit Aqidah). Yang lucunya hal semacam ini tetep aja diperingati hingga sekarang, oleh orang-orang yang sama sekali nggak ada hubungannya dengan peristiwa-peristiwa tersebut di atas. Siapa? Siapa lagi kalo' bukan saudara-saudari kita sesama muslim. Dimana muda-mudi melakukan hal yang hampir nggak masuk akal, bahkan mungkin lebih liar daripada pesta awalnya. Meskipun kata valentine berasal dari bahasa Normand (yang pasti bukan daerah di sekitar Lamongan), yaitu galanti-galant yang artinya lover atau yang mencintai. Tapi buktinya nggak ada cinta yang ada di situ, tapi hanya nafsu sang hidung belang. Jijai deh…!!! Belajarlah berpikir dewasa Ada sponsor yang bilang, jadi tua itu pasti, tapi jadi dewasa itu pilihan. Kalimat itu memang nggak salah. Why? Ternyata memang banyak orang-orang yang udah berumur, tetapi nggak bisa berpikir dewasa. Coba aja baca koran, salah satu tanggapan di halaman 30 media tersebut menyatakan tentang kiat-kiat orang yang jomblo ngadepin valentin, yang katanya garing pol. Ale, salah satu pengisinya ngomong kalo' demi mendapatkan pujaan hati dia bakal rela nyiapin soda api untuk ditetesin di mata supaya dia bisa pura-pura nangis bila ada cowok kece yang ndeketin dia. Naga-naganya cowok itu pasti akan nanya kenapa, dan akan dia ajak untuk jadian. (Jawa Pos, 3/2/03) Weleh, cocok jadi artis sinetron neng!! Belon lagi tanggapan-tanggapan lain, ya walau itu cuman sebuah tanggapan, tapi yang pasti kamu udah he-eh seperti apa sih kebanyakan remaja saat ini.. Kita memang nggak bisa nebak apa yang ada di pikiran sobat muslim sekarang. Bisa saja sobat muslim nggak suka dengan hal ini, bisa juga sobat cuek, bodoh amat dengan munculnya valentine dkk pokoknya ikut aja mumpung masih muda, ataupula sobat ngedukung kita soal masalah hari ka..cih cayang ini. Sebab itu semua tergantung ama pemahaman sobat sekalian. Ada yang ngerti ada yang enggak, tapi adalagi yang nggak peduli. Hanya saja sebagai seorang remaja, yang merupakan masa peralihan dari masa kecil ke masa dewasa, seharusnya kita udah mau belajar untuk berpikir dewasa, buat bisa mbedakan mana yang bener dan mana yang salah. Kita semua nggak mungkir apabila masa remaja memang adalah masa-masa yang paling bahagia. Gimana nggak? (Nggak koq gimana??) Bingung ya? Bukannya kita ingin sobat semua jadi pusing hingga stroke, hanya saja diakui ataupun tidak, masa remaja bagaikan koin emas yang amat berharga bagi semua manusia. Ihh puitis bener… Suer deh pasti kebayang udah kenangan masa remaja dulu (buat sobat-sobat yang udah berumur), tapi buat kalian yang masih muda-muda (kayak Islamuda…ciee'), pasti udah nyantol dengan omongan kita, ya khan…Udah ngeh banget, hanya saja yang pasti buletin ini bakal muda terus, lho koq bisa..?? Iya lagi wong kertas sampe kapanpun nggak bakalan punya keriput…He..he..he. Pilih, dan berhati-hatilah Apabila mau memilih, antara jadi anak-anak, remaja, dan orang tua, kita berani njamin deh.. sobat semua bakal milih yang satu itu, apalagi kalo' bukan jadi remaja. Tul nggak?? Why? Simpel aja, diantara tiga macam pilihan di atas remaja merupakan pilihan yang teringan, terenak dan ternikmat (kerupuk cingkong kali…!!). Ringan artinya remaja merupakan masa enteng beban nggak perlu mikirin dan bawa anak ngalor-ngidul seperti ortu, enak dan nikmat bagaikan gula-gula, bukan "gula-gula"-nya Elvy Sukaesih, maksudnya kebanyakan remaja ngerti banget apa itu kenyamanan hidup. Masa remaja juga merupakan waktu seseorang untuk bisa menggapai cita-cita dengan cara mengembangkan potensinya, mengasah kemampuannya dan memajukan pola pikirnya. Pokoke oks banget… Namun perlu kita-kita garis bawahi, cetak tebal bahkan garis miring soal remaja. Perhatiin nih!! Dengan potensi remaja yang super buesar itu, nggak jarang remaja jadi bulan-bulanan zaman. Semangat remaja yang membara, rasa ingin tahunya yang besar, dan keadaan jiwa yang masih mencari jati diri, bisa bikin remaja kita nggak kurang-kurang bikin ulah. Mulai dari kasus remaja dengan tema kenakalan remaja yang 'biasa' yaitu tawuran, hingga narkoba, miras, VCD porno, dan pembunuhan udah jelas-jelas bikin kita geleng-geleng kepala. Mau diapa'in…, ditangkap, kelihatannya masih bau kencur (heegh…), tapi kalo' dibiarkan tingkahnya udah nggak lucu lagi. Masa perubahan inilah yang perlu sobat waspadai. Salah jalan, bisa bikin kita kesasar di dunia, lebih-lebih pas akherat kelak. Maka udah kewajiban besar buat kita semua untuk mengkaji Islam mulai dari sekarang, soalnya nggak bakalan ada jaminan kalo' sobat akan tetep bisa hidup besok. Iya khan?? Kedewasaan, bukan dari umurnya Meski banyak orang yang bilang, orang tua pada umumnya adalah orang yang bijaksana, tapi omongan itu nggak jelas juntrungannya. Malahan fakta udah bicara lain. Dewasa bukan diliat dari, umur atau udah keriput belon? Tapi dewasa atau nggak, bisa kita ketahui dengan cara berpikir dan tingkah lakunya. Ngerti khan Isma'il, bukannya tetangga kalian, tapi Nabi Isma'il. Iya kenapa? Nah itulah contohnya, Nabi Isma'il dalam umurnya yang masih sangat muda belia, udah mampu menunjukkan kedewasaan dalam bersikap. Ketika Nabi Ibrahim, ayahanda beliau mendapatkan wahyu dari Allah Swt untuk menyembelihnya, maka dengan tegar Isma'il menjawab, "Lakukanlah apa yang diperintahkan oleh Allah kepadamu dan engkau akan mendapati aku sebagai orang yang sabar, Insya Allah dan aku rela dengan kehendak Allah itu." (Al Hamid, Kisah 25 Nabi dan Rasul) Tuh, itu lho yang kudu kamu tiru. Dimana akhirnya pada saat menyembelih, tubuh Isma'il diganti oleh Allah Swt dengan seekor domba. Subhanallah…. Masih banyak contoh-contoh yang lain, seperti Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin Umar, hingga Muhammad Durra dari Palestina yang udah ngasih kita contoh, dewasa adalah mampu ngatasi berbagai masalah yang ada, dengan ketegasan diri dan ketegaran sikap. Bukan Cuma hura-hura, happy-happy, nongkrongin mal dan ikut Valentine's Day. Nah ngerti khan…. Dari omongan kita di atas, pantes deh kalo' kita semua harus mikir, apa selama ini memang kita udah cukup dewasa buat ngatasi suatu masalah atau malah nggak bisa sama sekali. Apabila sobat masih merasa belum mampu ngatasi hal-hal itu, coba deh mulai sekarang. Nggak ada yang namanya terlambat sebelum kita mati, nggak ada yang namanya penyesalan kalo' kita mau usaha, dan nggak ada yang namanya dosa kalo' kita mau bertobat. Nah buat kamu-kamu yang bener-bener mau merubah diri (jadi baik maksudnya…), Islamuda punya sedikit kiat buat sobat semuanya. Gimana ? Gini caranya: 1.Selalu bercermin pada diri sendiri Nggak ada diri yang sempurna, tapi hal itu bukanlah alasan buat kita untuk melakukan perbuatan dosa. Jadi berpikirlah sebelum bertindak, dan berilah contoh kepada orang lain sebelum memerintah mereka. Karena cerminan kepribadianmu bakal keliat kalo' ada buktinya. 2.Kaji pemahaman Islam Isma'il, Ali dan Muhammad Durra bisa jadi dewasa dan oce punya gara-gara punya pemahaman Islam yang kokoh. Bukan karena gank mereka kuat, atau tampang yang caem. Tapi hanya karena pemahaman terhadap Islam-lah mereka jadi ngetop. 3.Sebarkan Islam dan bina ukhuwah Bila kamu udah mulai ngerti kalo' Islam itu nggak cuman ngajarin cara sholat, puasa dan semacamnya, tapi juga njelasin masalah pendidikan, ekonomi, masyarakat dan negara. Maka sesedikit apapun hal yang kamu dapat, maka kudu kamu sebarin. Harus..mau. Sehingga dengan dakwah kamu bakal ngerti, kalo' yang namanya persaudaraan dalam Islam diikat oleh satu hal yaitu keimanan, dan bukannya nasionalisme. Siapa korban sebenarnya?? Kita udah anggep sobat muslim semua udah ngerti tentang masalah kedewasaan dan cara mendapatkannya. Sehingga kita udah nggak perlu ngungkit-ngungkit lagi soal mana yang harus diperingati di bulan Februari ini antara Valentine's Day yang notabene asalnya dari orang-orang Nasrani atau Idul Adha yang merupakan bukti pengorbanan seseorang yang besar terhadap Islam sebagai pedoman hidupnya. Kita semua juga udah ngerti kalo' Nabi Isma'il berkorban demi Islam, hingga merelakan lehernya disembelih oleh ayahnya sendiri. Namun anehnya remaja-remaja sekarang juga berani berkorban, dari duit hingga nyawa dan merelakan leher mereka disembelih oleh orang-orang kafir, dengan alasan modern, funky, gaul atau apapun istilahnya. Padahal Rasulullah Saw udah bersabda, "Tidak akan terjadi kiamat, sebelum umatku mengambil seperti umat-umat terdahulu sejengkal-demi sejengkal,sehasta demi sehasta. " Lalu ditanyakan pada beliau, " Ya Rasulullah apakah mereka orang-orang Persia dan Romawi?" Rasulullah menjawab, "Siapa lagi kalau bukan mereka." (HR. Bukhari) Jadi kalo kita mau renungi, siapa sih yang sebenarnya jadi korban, kambing-kambing Idul Adha atau remaja-remaja Islam?? Hanya remaja yang bisa berpikir jernih aja yang bisa jawab. Nah, kamukah remaja berpikiran jernih itu.

Valentine's Day is so sweet, itu anggapan dari beberapa kalangan "young guns" di metropolis. Demi kekasih, katanya, hingga mereka berani merogoh kocek untuk membelikan hadiah buat sang doi, supaya suasananya lebih romantis.

Suatu peringatan pasti ada sejarah 'n latar belakangnya, begitu pula ama yang namanya valentine day itu, sejarahnya pasti ada. Trus,…apa hubungannya diceritain ama kita-kita! Ya,..Islamuda tau koq kalo itu nggak bakal keluar di ulangan sejarah sobat muslim, cuman yang kayak ginian ini perlu dilurusin supaya sobat semua tau kenapa perayaan ini disebut budaya sampah, meski sebagian besar penikmat hari valentine nggak ngurus dengan yang namanya sejarah valentine day, katanya EGP (Emang Gue Pikirin), pokoke valentine TOP BGT SKL (top banget sekali). Padahal kalau mereka tahu (khususnya yang muslim) asal muasal cerita velentine day, bakal terbelalak matanya, kalau tidak terbelalak ya harus terbelalak (yee ... maksa).

Konon si empunya cerita, valentine day diperingati untuk mengenang jasa seorang pendeta kristen namanya St. Valentino tapi ada yang menceritakan St. Valentine beda huruf terakhirnya aja, yang hidup di Roma pada masa pemerintahan Kaisar Cladius II (268-270 M). Begini ceritanya, orang-orang Romawi merayakan acara untuk memperingati suatu hari yang menurut mereka bersejarah pada tanggal 15 Februari, mereka menamakannya Lupercalia untuk memperingati Juno (Dewa wanita dan perkawinan) serta Pan (Dewa dari alam ini).

Acara ini berisi pesta muda-mudi yang memilih pasangannya masing-masing dengan menuliskan nama yang dimasukkan dalam jambangan kemudian diundi. Pasangan itu saling tukar kado sebagai pernyataan cinta kasih, acara dilanjutkan dari pesta dansa-dansi sampai pesta seks. Setelah penyebaran Kristen para pemuka gereja mencoba memberikan pengertian ajaran Kristen terhadap perayaan para pemuja berhala itu. Pada tahun 496 Masehi Paus Gelasius (Pope Gelagius) mengganti perayaan itu menjadi Saint Valentine's Day dan dipindah tanggalnya menjadi 14 Februari yang diperingati sebagai penghormatan bagi seorang pendeta yang dihukum mati pada tanggal tersebut.

Dalam sejarah Velentine para ahli sejarah tidak setuju dengan adanya upaya untuk mengaitkan hal itu dengan kematian St. Valentine yang dipenggal kepalanya di Palatine, tapi sejarah lain mengatakan acara valentine dikaitkan dengan St. Valentine yang lain, yang dikejar-kejar karena memasukkan suatu keluarga Romawi ke dalam Kristen, kemudian dia dipancung di Roma sekitar tahun 273 Masehi. Walhasil tidak sedikit versi cerita valentine day itu, tapi hasil akhirnya sama bahwa sejarah valentine day hanya rekaan dan bisa jadi bohong (terbelalak khan!).

Memperingatinya ? No way !!!
Okey, itulah cerita betapa semrawutnya asal muasal Valentine day, kalau kamu udah tahu betapa tidak jelas asalnya, lalu mengapa musti sibuk-sibuk memperingati segala. Memperingati valentine day dengan cara apapun dan dengan siapapun tidak ada sangkut pautnya dengan ajaran Islam dan kalau kita yang ngaku muslim bila ikut memperingatinya tidak bedanya kita dengan orang be-o-de-o penyembah berhala Juno dan Pan.

Lalu bagaimana seharusnya kita bersikap terhadap valentine day? (Makanya ngaji, biar tahu hukumnya valentine day). Sebenarnya seorang muslim segala perbuatannya telah mempunyai hukum dan wajib baginya untuk mengetahui hukum dari perbuatan dia sebelum perbuatan itu dilakukannya. Begitu pula untuk berkasih sayang versi valentine day harus lebih dahulu diketahui hukumnya, lalu diputuskan untuk dilaksanakan atau tidak.

Di kalangan para ulama fiqih telah ada suatu kaidah ushul fiqih yang menyatakan
"Asal suatu perbuatan adalah terikat dengan hukum syariat Islam"
Dimana kaidah itu diambil dari ayat-ayat Al-Qur'an dan Hadits-hadits yang telah mengatur perbuatan manusia secara paripurna, tidak meleset sedikitpun dari incaran syariat Islam meski perbuatan manusia dilakukan di jaman yang akan datang yang tidak ada pada jaman Rasulullah, salah satu contohnya adalah valentine day itu, Son.

Ketika kita baca-baca firman Allah dalam Al-Qur'an jelas sudah bahwa Allah memberi rambu-rambu kepada kita, maka jangan sekali-kali kita melanggar rambu-rambu tersebut kalau kamu tidak ingin mendapat adzab fid dunia wal akhirat misalnya firman Allah yang ini :
"Dan putuskanlah perkara diantara mereka (kaum muslimin), dengan apa yang telah diturunkan oleh Allah kepadamu, jangan kamu mengikuti hawa nafsu mereka (orang-orang kafir) setelah jelas datang peringatan dari Allah" (TQS. al-Maidah 48)
atau firman-Nya yang satu ini :

" .... dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu, sesungguhnya kamu kalau demikian termasuk golongan orang-orang dhalim"
(TQS. al-Baqarah 145)

Tapi mas, kita khan cuma kebetulan/insident (bukan merk pasta gigi lho) aja ikutan valentine day. Kita khan nggak meyakini apalagi mengimani sejarahnya. Ya,… OK kalo' kamu ngomong gitu sih…. Memang tidak ada secara langsung ayat atau hadits menjelaskan kesalahan atau kebobrokan valentine day tapi Allah dan Rasul-Nya melarang suatu perbuatan tidak harus diperinci atau dijelaskan satu per satu perbuatan yang terkategori terlarang, cukup dengan makna ekplisit disampaikan dalam Al-Qur'an dan Hadits. Larangan merayakan valentine day terkategori dalam firman Allah dan sabda Rasul-Nya berikut ini misalnya Sabda Rasulullah Saw.
" Janganlah kalian menyerupai orang-orang Yahudi dan Nasrani .." (HR. Tirmidzi)

"Tidak termasuk golonganku orang-orang yang menyerupai (tingkah laku dan sikapnya) umat selain umat Islam" (HR. Tirmidzi)
"Siapa saja yang menyerupai suatu kaum maka mereka termasuk golongan tersebut" (HR. Abu Daud dan Ahmad).

Jika kamu mafhum (paham) dengan hadits-hadits diatas, maka sudah barang tentu konsekuensi dari pemahaman adalah meninggalkan segala aktivitas yang termasuk dalam larangan meniru atau menyerupai orang kafir (Yahudi, Nasrani, Majusi dll) tanpa bertanya lagi apa manfaat (maslahat) dari meninggalkan larangan itu, sebab Allah Maha Mengetahui termasuk tentang kemanfaatan dari syariat yang dibuat-Nya.

Jadi alasan kamu tadi yang katanya cuman "kut-ikutan", nggak masuk akal blas… Rek! Sama seperti kamu pergi di hari Minggu, lalu ikut kebaktian di gereja, kemudian pulang dan ngomong, "Aku tadi cuma ikut-ikutan koq, aku nggak meyakininya!" Padahal semua orang tahu, siapa yang bakal percaya sama kamu? Sedangkan Hadits tadi sudah menjelaskan secara jelas. Amit-amit jabang baby,. kacihan dech loe….

Valentine day, salah satu dari larangan Allah dan Rasul-Nya bagi ummat islam untuk mengikutinya, baik itu tua, muda, anak-anak, laki, perempuan kalau menyatakan dirinya Islam, asal jangan Islam di KTP doang, harus meninggalkan aktivitas valentine day. Ingat sabda Rasulullah yang artinya :

"Barang siapa melakukan suatu aktivitas, tidak berdasarkan pada perintahku (Al-Qur'an dan Hadits) maka aktivitas tersebut tertolak" (HR. Ahmad)

So, tidaklah umat Islam kalau kamu masih merayakan valentine day, meski kamu sholat sampai jidat kamu hitem, meski kamu puasa sampai badan kamu lunglit (balung-kulit) kalau kamu masih merayakan valentine day sama halnya dengan mengisi air di tong yang bocor, hasilnya? Nol. Sebab acara ritual itu berasal dari umat yang Aqidahnya rusak seperti di ceritakan di atas, kalau kita mengikutinya sama rusaknyalah kita dengan mereka, sama bodolah kita dengan mereka, sama jahilnya kita dengan mereka. Lalu dimanakah kemuliaan Islam itu, kalau Allah mengatakan dalam firman-Nya :

"Sesungguhnya dien (agama) yang diridhloi oleh Allah hanya Islam" (TQS. ali-Imron 19)
atau Sabda Rasulullah Saw. :
"Islam itu tinggi, dan tidak ada yang lebih tinggi darinya" (HR. Muslim)
Apa firman Allah dan Hadits Nabi itu hanya isapan jempol? Tentu tidak. Kemuliaan Islam hanya bisa ditunjukkan apabila syariat Islam ditegakkan di muka bumi, jikalau banyak kaum muslimin yang mengikuti cara hidup, gaya hidup orang kafir macam valentine day artinya banyak hukum Islam yang tidak diterapkan dalam kehidupan maka sudah barang tentu, Al-Qur'an dan Hadits hanya menjadi sebuah bacaan yang indah dibaca dan merdu untuk di dengar sedangkan penerapannya dalam kehidupan, kosong mlompong. Dan sekarang kita sedang diperingatkan (tadzkiroh) oleh Allah, karena nihilnya umat ini melaksanakan syariat Islam, atau melaksanakan tapi hanya sebagian yang tidak menyinggung perasaan orang lain, yang enak bagi dirinya sendiri, yang menurutnya bermanfaat bagi orang banyak. Salah satu peringatan Allah itu sekarang sedang kita nikmati, krisis moneter yang berlanjut kepada krisis-krisis lainnya yang tidak ada ujungnya.

Hendaknyalah kita renungkan perkataan sosiolog Ibnu Khaldun yang menyatakan

"Yang kalah cenderung mengekor yang menang, dari segi pakaian, kendaraan, bentuk senjata yang dipakai, malah meniru dalam setiap cara hidup mereka, termasuk di sini adalah mengikuti adat istiadat mereka ........". Hal itu selaras dengan apa yang telah di sabdakan Nabi :

"Tidak akan kiamat sebelum umatku mengikuti apa-apa yang dilakukan bangsa-bangsa terdahulu, selangkah demi selangkah, sehasta demi sehasta". .............. Diantara para sahabat ada yang bertanya "Ya, Rasululah apakah yang dimaksud (di sini) adalah bangsa-bangsa Yahudi dan Nasrani ?" Rasulullah menjawab "Siapa lagi (kalau bukan mereka) (HR. Bukhori)

Demikianlah siasat orang Yahudi dan Nasrani bahwa mereka punya rencana jahat terhadap umat Islam, dengan berkedok modernisasi mereka mengelabui umat Islam, oleh karena itu mengikuti valentine day sama halnya dengan merelakan diri kita duduk bersama mereka di api neraka, Naudzubillah min dzalik. Hanya orang be-o-de-o saja yang nggak bisa bedakan neraka dan surga, so janganlah menjadi generasi be-o-de-o, generasi millenium bukan generasi minim aqidah, tapi generasi millenium adalah generasi yang menikmati millenium tapi mereka tidak lupa bahwa way of life mereka berbeda dengan orang kafir, itu yang harus disadari.

Valentine, Kenikmatan Sesaat yang Sesat
Menikmati valentine day sama halnya dengan mencicipi api neraka, kalau mencicipi es dawet sih, masih enak, tapi kalau sudah mencicipi api apalagi ditambah api neraka, bukan hanya bibir yang kebakaran tapi ubun-ubun bisa mendidih, ngeri khan? makanya, kenikmatan sesaat dengan valentine day belum tentu menyelamatkan kita di akhirat, tapi dengan kenikmatan yang dilandasi Aqidah Islam yang benar dan tuntas akan membawa sebuah kebahagian yang hakiki.
Wallahu 'alam bishowab.


DeWaSa,,,

DEWASA….

Biasanya para generasi muda yang udah baligh menganggap dirinya sudah dewasa, berarti boleh jalan sama teman sampai larut malam, atau pergi camping sama temen tanpa ada ortu yang ngawasi, pergi ke pesta ultah pakai make up dan pacaran. Pokoknya sudah serba bebas dan boleh. Tentunya sudah bisa mengatur diri sendiri tanpa perlu dipantau oleh Ortu.
Tapi apakah kedewasaan seseorang bisa dilihat dari segi penampilan fisik saja, sebagaimana layaknya orang tua, seperti pake pakaian yang feminin dengan dandanan lengkap seperti ibu kita ataukah ada penjelasan lain yang lebih tepat untuk menggambarkan kedewasaan seseorang?

APA ITU DEWASA???
Kalau kita perhatikan kebiasaan dan penilaian masyarakat kita terhadap masalah 'dewasa' ini ternyata kita akan sampai pada dua patokan penilaian seseorang itu dikatakan telah dewasa. Bisa disimpulkan bahwa orang-orang itu menganggap kalau dewasa itu bisa dilihat dari dua sisi yaitu dari sikapnya atau fisiknya dan penilaian yang kedua adalah dari segi sikapnya.

DEWASA DALAM KACAMATA ISLAM
Sebagai seorang muslim tentu kita tidak hanya mengaku Allah itu pencipta kita tapi juga sebagai pengatur kita yang tahu betul apa dan bagaimana seluk beluk kita, apa yang baik buat kita, apa yang membahayakan kita dan apa aturan yang paling cocok buat kita.apa yang baik buat kita, apa yang membahayakan kita dan aturan yang paling cocok buat kita.

Aturan Allah yang diturunkan kepada kita (syariat Islam) adalah aturan yang kita yakin betul, terbaik bagi kita yang mana kalau kita hidup sesuai dengan tujuan kita diciptakan didunia ini.

Dewasa dalam Islam adalah suatu masa ketika kita harus bertanggung jawab atas segala perbuatan yang kita lakukan sendiri. Jadi aktivitas kita pacaran, ngaji, belajar atau yang lain sudah harus kita pertanggungjawabkan sendiri, tidak bisa kita nisbahkan ke orang lain.

Nah masalahnya sekarang, mulai kapan kita sudah harus bertanggungjawab terhadap segala macam aktivitas kita? Apa sejak kecil, atau sejak sekolah, atau sejak kita tidak tinggal sama ortu lagi?

Di dalam Islam seseorang sudah dikatakan harus bertanggungjawab terhadap segala apa yang dilakukannya dalam arti bahwa dia sudah harus dihukum kalau dia telah berbuat salah dan akan mendapatkan imbalan pahala kalau dia telah berbuat baik adalah ketika seseorang tadi itu telah sampai pada kondisi aqil baligh. Aqil artinya dia sudah memiliki kemampuan untuk mengakal (berfikir) dengan sempurna. Dia sudah bisa melakukan proses berfikir dalam segala aktivitas atau perbuatannya. Bisa berfikir untuk menentukan apakah sesuatu itu salah atau bener, sesuatu itu baik atau buruk.

Waktu kita masih kecil dulu (ketika masih belum aqil baligh) ketika diberi kue sama mainan, kita cuma bisa merasakan kalau ada dua benda dan bisa membedakan ini menyakitkan atau tidak, mengenyangkan atau tidak, menyenangkan atau tidak kalau nantinya dijelaskan bahwa kue itu untuk dimakan supaya kenyang dan mainan itu untuk bermain sehingga bisa nyenangin hati kemudian keterangan itu diulang-ulang sama mama kita sampe kita hafal dan bisa meniru/menyebutkan namanya berulang-ulang sesuai apa yang kita dengar, maka ketika kita ditanya mana yang mainan dan mana yang kue, kitapun bisa menunjukkannya hanya karena meniru-niru bahwa ini adalah kue dan ini adalah boneka, bukannya karena kita sudah bisa berfikir.

Sedangkan baliq artinya ketika seseorang itu udah sampai pada salah satu dari kondisi dibawah ini (menurut Imam Syafi'i ):
1. Bagi anak laki-laki:
- Pernah mimpi basah; mimpi disertai keluarnya air mani (bukannya mimpi sambil ngiler hebat atau ngompol lho!)
- Sudah berumur 15 tahun
2. Bagi anak perempuan:
- Sudah keluar haid
- Sudah berumur 9 tahun, kondisi balig ini sendiri seringkali memang muncul bersamaan dengan munculnya tanda-tanda pertumbuhan seks sekunder, seperti membesarnya suara pada anak laki-laki, berubahnya bentuk anatomis tubuh anak wanita menjadi feminin dan cowok menjadi maskulin itulah mungkin mengapa masyarakat kita cenderung mengasumsikan kedewasaan seseorang dari penampilan fisiknya.

Maka ketika seseorang itu udah sampai pada kondisi aqil baliq inilah, seseorang tadi sudah menjadi muallaf (orang yang terbebani hukum). kalo dia bener dan berbuat baik akan mendapatkan imbalan pula, inilah yang dinamakan mukallaf (orang yang terbebani hukum). sabda Rasulullah SAW.

"Diangkat pena atas umutku (artinya tidak terbebani hukum, red) 3 orang; orang gila sampai dia sembuh, anak kecil sampai dia baliq, orang tidur sampai dia bangun." (HR.Abu Dawud melalui Ali bin Abi Thalib ra)

"Yang terlepas dari hukum ada 3 macam (1) kanak-kanak hingga ia dewasa, (2) orang tidur hingga ia berjalan,(3) orang gila hingga ia sembuh." (HR. Abu Dawud & Ibnu majah)

Dalam Islam konsekuensi seseorang yang udah aqil balig ini adalah wajib terikat ama hukum-hukum syara' (hukum-hukum Islam yang diturunkan Allah SWT dan yang dibawa oleh Rasullah Saw) artinya gimana sih? apa terikat dengan tali yang tulisannya 'hukum syara', atau bagaimana?

Terikat sama hukum syara' itu artinya kalo kita tahu sesuatu perbuatan itu berhukum wajib maka tidak ada pilihan lain harus kita laksanakan, kalau tidak maka dosalah kita, ujung -ujungnya tentu aja neraka jahanam; trus kalo sesuatu perbuatan tadi berhukum haram maka wajib kita tinggalkan, tanpa banyak alasan dan komentar, jika tetap melakukan maka siksa atau nerakalah hadiahnya; kemudian kalo sesuatu itu hukumnya sunnah (mandub), maka jauh lebih baik kita laksanakan, karena akan lebih membawa kita kepada keridloan Allah dan surga-Nya tentu saja; Lalu kalo suatu perbuatan tadi berhukum makruh, maka jauh lebih baik kita tinggalkan; dan yang terakhir kalo suatu perbuatan itu adalah mubah, maka itu artinya kita boleh milih, mau kita lakukan atau kita tinggalkan, terserah kita karena sama-sama dibolehkan.

Sehingga dari penjelasan di atas kita bisa lihat, bahwa kedewasaan yang diinginkan dalam Islam adalah dewasa dalam arti dia tampil sebagai sosok yang berkepribadian Islam, yaitu memiliki pola pikir dan pola sikap yang Islami. Pola pikir yang Islami bisa kita dapatkan kalau dalam setiap melakukan proses berfikir kita senantiasa menyandarkan proses tadi kepada bagaimana Islam memandang hal itu. Kita dikatakan memiliki pola pikir Islami kalo kita selalu menjadikan bagaimana Islam memandang hal itu sebagai titik tolak pandangan kita. Sedangkan pola sikap Islami bisa kita miliki kalo setiap kita hendak melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan jasmani atau naluri kita, selalu kita sandarkan/dikaitkan ama aqidah kita yaitu Islam. Misalnya pada saat kita mau berpakaian; maka kita disebut sebagai seseorang yang memiliki pola sikap yang Islami kalo kemudian kita memilih pakaian sebagaimana yang diajarkan oleh Islam, sebagai seorang muslimah tentu kita wajib untuk memakai kerudung dan jilbab jika keluar rumah.

Nah, ketika seseorang itu sudah punya dua unsur kepribadian inilah (pola pikir dan pola sikap Islami). Dikatakan seseorang tadi sebagai seseorang yang memiliki kepribadian Islami. Ingat dua unsur tadi harus terpenuhi! dan kalo kita liat, ternyata aqidah Islam-lah yang menjadi landasan/dasar pembentukan dua unsur kepribadian Islam tadi. Sehingga seseorang yang telah mengaku beraqidah Islam yang tentunya melalui suatu proses pemahaman.bukan sekedar kebetulan atau ikut-ikutan selanjutnya ia harus memfungsikan aqidahnya dalam pembentukan pola pikir dan pola sikapnya sehingga dia pun kemudian memiliki kepribadian Islam.

Seseorang yang bener-bener memiliki kepribadian Islam akan tampil sebagai sesosok yang punya sifat-sifat khas dan unik, lebih lanjut ia bakal muncul dengan sifat yang menonjol, jadi titik perhatian karena ketinggian ilmu dan kekuatan jiwanya.Allah SWT menggambarkan sosok-sosok pribadi muslim itu dalam berbagai ayat Al-Qur'an, a.l:


"Muhammad itu rasul Allah, orang-orang yang bersama dengan dia (sahabat) bersikap keras terhadap orang-orang kafir, tetapi saling berbelas kasih sesama mereka, engkau melihat mereka ruku' dan sujud mengharapkan karunia Allah dan keridlaan-Nya. Tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud."(TQS Al Fath:29)

"Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sholatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. barangsiapa mencari yang dibalik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya, dan orang-orang yang memilihara sembayangnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi (ya'ni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal didalamnya"(TQS Al Mu'minuun:1-11)

Tentu saja memiliki kepribadian Islam itu bukanlah suatu kebetulan atau bakat yang sudah kita bawa sejak lahir, namun kembali lagi bahwa uintuk meraih semua itu haruslah ada usaha dan kesabaran dari diri kita sendiri untuk mewujudkannya. Ingatlah firman Allah SWT.:

"Sesungguhnya Allah tidak akan merubah kondisi atau kaum hingga mereka berusaha merubahnya sendiri." (TQS Al Ar'rad:11).

Usaha tersebut adalah dengan cara banyak-banyaklah menambah perbendaharaan khazanah keilmuan Islam (tsaqofah Islam)untuk membentuk pola pikir plus menguatkannya. Bisa melalui pengajian-pengajian, diskusi, seminar, atau ceramah-ceramah yang membahas masalah Islam. Jadi datang dan galilah ilmu sebanyak-banyaknya! Di mana ada pembahasan tsaqofah Islam disitu ada kita. Sedangkan untuk membentuk pola sikap Islam plus menguatkanya ya kita harus banyak-banyak melatih diri melakukan ketaatan menjalankan ibadah yang diperintahkan Allah SWT. Melaksanakan yang wajib dan memperbanyak yang sunnah. Jadi kita-kita melakukannya dengan sabar dan tekun insya Allah kita-kita bisa punya kepribadian Islam dan makin meningkat terus kualitasnya.


Kamis, 12 Juni 2008

Say helo to de girl that I'm...
"raHmi NUruL AZIZah..."
"24 februari 1992"

RIWAYAT HIDUP...
tinggal sama bapa ibu tercinta


riwayat pendidikan
sd mangkubumi 3'Mts'Ma aL-FURQON...


MENCARI JATI DIRI…
Masih inget lagunya Base Jam yang judulnya "Bermimpi", aduh..duuh..nich lagu, memang pas buanget dengan gambaran pemuda yang ada pada saat ini. Mereka bingung dengan kehidupan yang mereka jalani, sehingga apa yang mereka lakukan hanya mengikuti berbagai arus yang ada di sekitar mereka pokoknya easy going-lah…..semuanya dilakonin aja, ikutan sana ikutan sini…. . Jati Diri…..Bukanlah Perkara Yang Remeh!!! Ketidaktahuan atau ketidakjelasan tentang jati diri merupakan masalah yang tidak pernah lepas dari kehidupan baik yang masih remaja maupun anak kuliahan. Berbagai berita dan kabar seringkali menunjukkan kepada kita betapa banyak teman-teman kita itu masih banyak yang bingung dengan jati diri mereka. Mulai dari kebiasaan ngeceng di pinggir jalan atau di Mal, terjerat narkoba, cewek komersil yang menjamur demi beberapa keping uang 'tuk beli barang-barang mewah hingga banyaknya angka 'kecelakaan' diluar nikah plus aborsi yang dilakukan oleh mereka. Fakta-fakta tersebut merupakan kejadian yang tidak asing lagi kita jumpai di sekitar kita. Sederet kasus tersebut menunjukkan betapa mereka itu belum atau tidak ngerti dengan jati diri mereka sesungguhnya, mereka itu siapa, apa tujuan hidup mereka, gimana cara meraih/mencapai tujuan tersebut dan apa yang mesti mereka lakuin.
KESAN2"
KArna sang pen9asi begitu baik..